Kelompok 4 GKM 13 MU "Bangkit" menjelaskan tentang Ruang kelas SI , Kelompok ini terbentuk dari mata kuliah Manajemen Umum Jurusan Sistem Informasi - Politeknik Negeri Bali.

Rabu, 04 Agustus 2010

Langkah GKM untuk Memecahkan Masalah

Topik GKM dari kelompok kami adalah “Ruang Kelas MI yang belum tersedia dengan Baik”. Permasalahan ini merupakan hal yang paling signifikan jika kita bicarakan, namun hal ini juga merupakan hal yang harus ditindak lanjuti segera guna menjaga citra Jurusan Teknik Elektro itu sendiri. Manajemen Informasi merupakan program studi di bawah naungan Teknik Elektro. Namun dalam pembahasan kali ini kelompok kami memfokuskan pada Program studi Manajemen Informasi. Menginjak tahun ketiga Program studi ini tidak memberikan perubahan yang signifikan mengenai saran dan prasrana penunjang belajar dan mengajar. Contohnya saja ketersediaan ruangan untuk mahasiswa MI. untuk dapat belajar saja kita sering kali harus berpindah-pindah ruangan guna dapat memnuhi kewajiban kita untuk menuntut ilmu. Kalaupun kita mendapat kelas, itu tidak membuat kita merasa lega namun merasa tidak nyaman akan ruangan itu sendiri. Jelas saja kita merasa tidak nyaman, ruangan yang kita tempati tidak memenuhi standar fasilitas yang harus kita dapat selama proses belajar dan mengajar. Faslitas yang tersedia menyebabkan mahasiswa selalu merasa tidak nyaman. Contoh saja AC yang, meja dan kursi yang juga rusak, pemandangan di sekeliling ruangan yang menampilkan keindahan tembok yang di corat-coret. Jika kita melihat contoh diatas, sungguh tidak sewajarnya jika ruangan tersebut digunakan sebagai sarana belajar dan mengajar. Efek yang di timbulkan untuk mahasiswa adalah mahasiswa akan terus mengeluh dengan fasilitas yang ada tersebut namun tidak berfungsi dengan baik dan mengakibatkan kurang konsentrasi mahasiswa dan juga menimbulkan sifat jenuh. Para pengajar tentu juga mendapat efek dari semua itu, yaitu materi yang disampaikan tidak akan diterima sempurna oleh mahasiswa Karen konsentrasi mahasiswa pasti akan terbagi.
Untuk masalah seperti ini sering kali menimbulkan asumsi-asumsi publik yang mungkin dapat di telaah lebih rinci seperti fasilitas dalam ruangan yang menjadi masalah utama selain ketersediaan ruang kelas untuk program studi MI. Disini kita perlu mengetahui penyebab- penyebabnya, apakah kurangnya perawatan terhadap fasilitas yang ada sebelumnya ataukah ketersediaan ruangan yang kurang di fungsikan.

Permasalahan
Minimnya fasilitas yang dimiliki oelh setiap ruang kelas menimbulkan banyak efek terhadap mahasiswa. Ruangan yang tidak terawatt dan tidak adanya tindakan untuk melakukan tindak lanjut terhadap fasilitas ruangan mengakibatkan fasilitas cepat rusak dan system belajar mengajar mahasiswa pun menjadi terganggu dan merasa tidak nyaman akibat minimnya fasilitas yang dapat berfungsi pada setiap ruangan.

Menganalisa Penyebab yang ada
Dari masalah diatas, dari tahun ke tahun fasilitas yang terdapat pada jurusan Teknik Elektro terutama Program Studi Manajemen Informasi semakin minim bahkan fasilitas didalamnya pun semakin jauh dari kata nyaman dan asri. Disini kami dapat menimpulkan bahwa ketidaktersediaan Ruang kelas MI dengan baik meliputi beberapa factor utama yaitu :
• Tidak terawatnya ruangan beserta fasilitas didalamnya
• Fasilitas yang terdapat di dalam ruangan cepat rusak
Dari factor utama diatas, ada hal-hal lain yang memicu adanya factor pendukung lainnya yang melibatkan peran mahasiswa itu sendiri dalam proses perawatannya. Misalnya yaitu :
• Adanya piket yang tidak berjalan dengan sesuai
• Budi pekerti mahasiswa yang kurang
• Adanya sanksi yang tidak tegas
• Mahasiswa selalu lempar tanggungjawab
Dari sebagian besar faktor-faktor diatas memicu minat belajar mahasiswa menjadi kurang karena tidak adanya ketersediaan fasilitas yang memadai. Hal di atas pula mengakibatkan mahasiswa menjadi acuh tak acuh untuk merawat ruangan yang sudah ada.

Rancangan Perbaikan sebagai tindak lanjut Permasalahan
Dari hasil analisa masalah diatas, kami akan mencoba melakukan beberapa perbaikan guna menciptakan ruang kelas agar tersedia dengan baik.
a. Piket yang tidak berjalan dengan baik
Adanya piket seharusnya merupakan suatu langkah maju guna melakukan perawatan terhadap fasilitas, sarana dan prasarana dalam ruang kelas. Namun hal ini tidak menjadi motivasi mahasiswa untuk melakukannya karena mahasiswa berfikir untuk mengandalkan jasa cleaning service saja. Harusnya mahasiswa juga berperan penting dalam melakukan perawatan ruang kelas ini, karena sesuatu itu dimulai dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa. Sebaiknya piket ini tetap berjalan, kalaupun yang mendapat giliran piket tidak melaksanak tugasnya dengan baik, sebaiknya para pengurus kelas member sanksi tegas berupa pembayaran denda yang nantinya hasil pembayaran dapat digunakan untuk memperbaiki fasilitas kelas yang rusak.
b. Budi pekerti Mahasiswa kurang
Budi pekerti mahasiswa yang kurang seringkali berakibat fatal bagi ketersediaan fasilitas yang baik. Contohnya saja, mahasiswa seringkali membuang sampah disembarang tempat yang membuat lingkungan menjadi kotor. Mahasiswa memiliki sifat ringan tangan untun melukis ataupun menulis di sembarang tempat yang membuat fasilitas seperti meja dan tembok menjadi kotor.
c. Sanksi tidak tegas
Adanya sanksi yang tidak tegas mebuat mahasiswa menjadi cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan ruang kelasnya. Seperti dikatakan diatas tadi, sebaiknya setiap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa dipungut biaya denda. Nantinya biaya denda itu sendiri dapat dialihfungsikan untuk mengganti fasilitas yang rusak dan melakukan perawatan jangka panjangnya.
d. Mahasiswa lempar tanggungjawab
Mahasiswa tidak pernah mengakui apa yang telah dilakukannya, mahasiswa selalu bersifat lempar tanggungjawab. Sebaiknya tidak seperti itu, mahasiswa harus selalu memilki rasa tanggungjawab terutama untuk merawat lingkungan sekitar terutama untuk merawat ruang kelasnya sendiri guna ruang kelas dapat digunakan dengan baik sesuai dengan fungsinya.

0 komentar:

Posting Komentar