Kelompok 4 GKM 13 MU "Bangkit" menjelaskan tentang Ruang kelas SI , Kelompok ini terbentuk dari mata kuliah Manajemen Umum Jurusan Sistem Informasi - Politeknik Negeri Bali.

Rabu, 04 Agustus 2010

Nama Kelompok ( Kelompok 4 GKM 13 "Bangkit")

Readmore »»

Penguraian Masalah dengan konsep Diagram Sebab Akibat (Fish Bones/Ishikawa)

Diagram sebab akibat atau lebih dikenal dengan sebutan Fish bones / Ishikawa adalah metode pencarian akar penyebab terjadinya suatu permaslahan. Metode ini sering dilakukan pada proses produksi yang menghasilkan defect pada barangnya. Ishikawa dilakukan dengan cara menganalisa komponen yang mungkin mempunyai andil besar terjadinya kecacatan (deect) pada hasil produksi. Dalam bidang produksi, komponen-komponen yang dianalisa meliputi :
1. Man Power (Bahanbaku)
2. Machine (sarana dan prasarana)
3. Method (Prosedur Operasi)
4. Meansurement (Kebiasaan)
5. Maintenance (Sistem penyediaan perawatan)
6. Management (Kebijakan)
Dalam kelompok GKM 13 “Bangkit”, yakni dengan permasalahan “Ruang Kelas MI yang belum tersedia dengan baik”, kami akan mengupasnya lebih jauh agar mendapatkan solusi yang tepat.
• Karena kami menitikberatkan pada kelas yang ada, maka kami mengangkat topik mengapa ruang kelas MI yang ada tidak terawat dengan baik. Setelah kami analisa sementara ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, yakni :
1. Ulah Mahasiswa.
2. Kurangnya CS.
Dengan metode 5 Why, kami mencoba mencari penyebabnya, kami ambil masing masing permasalahan dari tiap komponen yang menanyakan penyebabnya secara berturutan, kami mulai dari yang pertama yaitu :

1. Ulah Mahasiswa
Kenapa dengan ulah mahasiswa ?
Karena mungkin baru menjadi seorang mahasiswa
Kenapa karena mereka baru menjadi mahasiswa ?
Menyebabkan mereka bisa bertindak semaunya dengan acuh dengan fasilitas yang ada di kelas.
Kenapa meraka bisa bertindak acuh demikian ?
Karena kebiasaan dari dulu
Kenapa karena kebiasaan dari dulu ?
Karena cara berpikir mereka sempit
Kenapa cara berpikir mereka sempit ?
Kurangnya budi pekerti dalam diri masing-masing mahasiswa

Solusi : Jadi budi pekerti sejak dini itu penting untuk membentengi diri dari sifat-sifat arogan dan tidak peduli dengan lingkungan terutama yang ada di kelas, selain itu perlu juga mengaktifkan kegiatan piket di kelas agar setidaknya ada kesadaran dari dalam diri mahasiswa untuk menjaga dan merawat kelasnya dengan baik.

2. Kurangnya CS (Cleaning Service)
Kenapa dengan jasa CS ?
Karena biasanya belum jam pulang sudah menyuruh mahasiswa pulang dan segera menutup kunci gedung.
Kenapa mereka demikian?
Karena terlalu terburu-buru bekerja mungkin agar cepat pulang.
Kenapa ?
Mengakibatkan mereka menyapu hanya sekedar saja
Kenapa mereka menyapu hanya sekedar saja ?
Berarti ketidak profesionalan dalam bekerja
Kenapa bekerja tidak profesional ?
Karena mungkin gaji yang diperoleh kurang

Solusi : Kenyamanan dalam bekerja dan ketidakprofesionalannya merupakan salah satu kekurangan yang ada. Maka itu mungkin diperlukan dialog lagi dengan mereka, dan meningkatkan gaji dan tunjangan buat mereka. Selain itu perlu juga dilakukan pengawasan untuk memantau mereka dalam bekerja.

Dengan metode 5 Why, kita mencoba mencari penyebabnya, kita ambil masing masing permasalahan dari tiap komponen yang menanyakan penebabnya secara berturutan berdasarkan 7M tersebut yaitu :
1. Man Power (Bahanbaku)
Kami memasukkan bahan baku karena ini merupakan salah satu faktor fasilitas, arana dan prasarana menjadi cepat rusak. Hal ini terpacu karena kualitas dari bahan itu sendiri memiliki kualitas yang buruk karena terpacu dari harga bahan yang relative murah seingga kualitas yang didapat sesuai dengan harganya.
2. Machine (sarana dan prasarana)
Tidak terawatnya fasilitasyang ada sebelumnya mengakibatkan fasilitas tersebut cepat rusak. Tidak adanya tindakan tegas dari atasan untuk memperbaiki membuat fasilitas tersebut berangsur-angsur memburuk. Mungkin hal ini disebabkan karena tidak tersedianya dana untuk melakukan perawatan runin terhadap fasilitas yang ada.
3. Method (Prosedur Operasi)
Adanya piket ternyata tidak memberikan andil yang cukup signifikan terhadap perawatan ruang kelas. Hal ini disebabkan karena jadwal piket tidak berjalan sesuai rencana karena banyak mahasiswa yang dating terlambat sehingga tidak sempat untuk melakukan piket sebelum jadwal kuliah dimulai. Mahasiswa yang malas juga member kesan acuh tak acuh dalam menjalankan piket agar sesuai dengan rencana. Selain itu pengurus kelas yang tidak tegas mengakibatkan mahasiswa tidak peduli terhadap piket, ada ataupun tidaknya piket mereka seakan tak peduli. Perawatan fasilitas yang baik tidak hanya tergantung dai mahasiswa melainkan juga oleh jasa cleaning service yang terdapat dikampus. Cleaning service hendaknya juga ikut merawat fasilitas yang adal dalam ruang kelas.
4. Meansurement (Kebiasaan)
Kebiasaan mahasiswa yang memiliki cara berfikir yang pendek seakan memperlihatkan budi pekerti mahasiswa yang kurang. Hal ini dapat dicerminkan dalam hal, mahasiswa mebunag sampah sembarangan dan tindakan mencorat-coret fasilitas yang ada dalam ruangan kelas.
5. Maintenance (Sistem penyediaan perawatan)
Sistem penyediaan perawatan yang kurang baik juga mengakibatkan system belajar dan mengajar berjalan tidak semestinya sehingga menimbulkan kesan yang tida nyaman terhadap proses tersebut. Mungkin ini disebabkan oleh tidak adanya sanksi tegas terhadap mahasiswa maupun terhadap jasa cleaning service.
6. Management (Kebijakan)
Kebijakan yang kurang tegas sering kali mengakibatkan mahasiswa menjadi acuh tak acuh terhadap perawatan ruang kelasnya dan sifat yang saling lempar tanggungjawab yang diperlihatkan oleh mahasiswa.

Dari FishBones di atas, kami mengambil data dari responden yaitu beberapa mahasiswa jurusan Manajemen Informasi guna menanyakan penyebab yang mereka anggap berpeluang besar sebagai factor utama, dengan ketentuan 1 orang diberikan kesempatan memilih lebih dari 1 faktor.

Dari hasil pencatatan, diperoleh:




Untuk membuat Control chart dari data yang kami dapat, perlu diadakan beberapa perhitungan beberapa komponen meliputi p, CL, UCL, dan LCL.






CL=p ̅n=0,29×40=11,6

UCL=p ̅n+3√(p ̅n(1-p ̅))
UCL=11,6+3√(11,6(1-0,29))
UCL=11,6+3√8,236
UCL=11,6+3×2,87
UCL=11,6+8,61
UCL=20,21

LCL=p ̅n-3√(p ̅n(1-p ̅))
LCL=11,6-3√(11,6(1-0,29))
LCL=11,6-3√8,236
LCL=11,6-3×2,87
LCL=11,6-8,61
LCL=2,99

Berdasarkan nilai CL, UCL, dan LCL kita dapat membuat Control Chart seperti gambar dibawah ini :


Readmore »»

Langkah GKM untuk Memecahkan Masalah

Topik GKM dari kelompok kami adalah “Ruang Kelas MI yang belum tersedia dengan Baik”. Permasalahan ini merupakan hal yang paling signifikan jika kita bicarakan, namun hal ini juga merupakan hal yang harus ditindak lanjuti segera guna menjaga citra Jurusan Teknik Elektro itu sendiri. Manajemen Informasi merupakan program studi di bawah naungan Teknik Elektro. Namun dalam pembahasan kali ini kelompok kami memfokuskan pada Program studi Manajemen Informasi. Menginjak tahun ketiga Program studi ini tidak memberikan perubahan yang signifikan mengenai saran dan prasrana penunjang belajar dan mengajar. Contohnya saja ketersediaan ruangan untuk mahasiswa MI. untuk dapat belajar saja kita sering kali harus berpindah-pindah ruangan guna dapat memnuhi kewajiban kita untuk menuntut ilmu. Kalaupun kita mendapat kelas, itu tidak membuat kita merasa lega namun merasa tidak nyaman akan ruangan itu sendiri. Jelas saja kita merasa tidak nyaman, ruangan yang kita tempati tidak memenuhi standar fasilitas yang harus kita dapat selama proses belajar dan mengajar. Faslitas yang tersedia menyebabkan mahasiswa selalu merasa tidak nyaman. Contoh saja AC yang, meja dan kursi yang juga rusak, pemandangan di sekeliling ruangan yang menampilkan keindahan tembok yang di corat-coret. Jika kita melihat contoh diatas, sungguh tidak sewajarnya jika ruangan tersebut digunakan sebagai sarana belajar dan mengajar. Efek yang di timbulkan untuk mahasiswa adalah mahasiswa akan terus mengeluh dengan fasilitas yang ada tersebut namun tidak berfungsi dengan baik dan mengakibatkan kurang konsentrasi mahasiswa dan juga menimbulkan sifat jenuh. Para pengajar tentu juga mendapat efek dari semua itu, yaitu materi yang disampaikan tidak akan diterima sempurna oleh mahasiswa Karen konsentrasi mahasiswa pasti akan terbagi.
Untuk masalah seperti ini sering kali menimbulkan asumsi-asumsi publik yang mungkin dapat di telaah lebih rinci seperti fasilitas dalam ruangan yang menjadi masalah utama selain ketersediaan ruang kelas untuk program studi MI. Disini kita perlu mengetahui penyebab- penyebabnya, apakah kurangnya perawatan terhadap fasilitas yang ada sebelumnya ataukah ketersediaan ruangan yang kurang di fungsikan.

Permasalahan
Minimnya fasilitas yang dimiliki oelh setiap ruang kelas menimbulkan banyak efek terhadap mahasiswa. Ruangan yang tidak terawatt dan tidak adanya tindakan untuk melakukan tindak lanjut terhadap fasilitas ruangan mengakibatkan fasilitas cepat rusak dan system belajar mengajar mahasiswa pun menjadi terganggu dan merasa tidak nyaman akibat minimnya fasilitas yang dapat berfungsi pada setiap ruangan.

Menganalisa Penyebab yang ada
Dari masalah diatas, dari tahun ke tahun fasilitas yang terdapat pada jurusan Teknik Elektro terutama Program Studi Manajemen Informasi semakin minim bahkan fasilitas didalamnya pun semakin jauh dari kata nyaman dan asri. Disini kami dapat menimpulkan bahwa ketidaktersediaan Ruang kelas MI dengan baik meliputi beberapa factor utama yaitu :
• Tidak terawatnya ruangan beserta fasilitas didalamnya
• Fasilitas yang terdapat di dalam ruangan cepat rusak
Dari factor utama diatas, ada hal-hal lain yang memicu adanya factor pendukung lainnya yang melibatkan peran mahasiswa itu sendiri dalam proses perawatannya. Misalnya yaitu :
• Adanya piket yang tidak berjalan dengan sesuai
• Budi pekerti mahasiswa yang kurang
• Adanya sanksi yang tidak tegas
• Mahasiswa selalu lempar tanggungjawab
Dari sebagian besar faktor-faktor diatas memicu minat belajar mahasiswa menjadi kurang karena tidak adanya ketersediaan fasilitas yang memadai. Hal di atas pula mengakibatkan mahasiswa menjadi acuh tak acuh untuk merawat ruangan yang sudah ada.

Rancangan Perbaikan sebagai tindak lanjut Permasalahan
Dari hasil analisa masalah diatas, kami akan mencoba melakukan beberapa perbaikan guna menciptakan ruang kelas agar tersedia dengan baik.
a. Piket yang tidak berjalan dengan baik
Adanya piket seharusnya merupakan suatu langkah maju guna melakukan perawatan terhadap fasilitas, sarana dan prasarana dalam ruang kelas. Namun hal ini tidak menjadi motivasi mahasiswa untuk melakukannya karena mahasiswa berfikir untuk mengandalkan jasa cleaning service saja. Harusnya mahasiswa juga berperan penting dalam melakukan perawatan ruang kelas ini, karena sesuatu itu dimulai dari mahasiswa, oleh mahasiswa dan untuk mahasiswa. Sebaiknya piket ini tetap berjalan, kalaupun yang mendapat giliran piket tidak melaksanak tugasnya dengan baik, sebaiknya para pengurus kelas member sanksi tegas berupa pembayaran denda yang nantinya hasil pembayaran dapat digunakan untuk memperbaiki fasilitas kelas yang rusak.
b. Budi pekerti Mahasiswa kurang
Budi pekerti mahasiswa yang kurang seringkali berakibat fatal bagi ketersediaan fasilitas yang baik. Contohnya saja, mahasiswa seringkali membuang sampah disembarang tempat yang membuat lingkungan menjadi kotor. Mahasiswa memiliki sifat ringan tangan untun melukis ataupun menulis di sembarang tempat yang membuat fasilitas seperti meja dan tembok menjadi kotor.
c. Sanksi tidak tegas
Adanya sanksi yang tidak tegas mebuat mahasiswa menjadi cuek dan acuh tak acuh terhadap lingkungan ruang kelasnya. Seperti dikatakan diatas tadi, sebaiknya setiap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa dipungut biaya denda. Nantinya biaya denda itu sendiri dapat dialihfungsikan untuk mengganti fasilitas yang rusak dan melakukan perawatan jangka panjangnya.
d. Mahasiswa lempar tanggungjawab
Mahasiswa tidak pernah mengakui apa yang telah dilakukannya, mahasiswa selalu bersifat lempar tanggungjawab. Sebaiknya tidak seperti itu, mahasiswa harus selalu memilki rasa tanggungjawab terutama untuk merawat lingkungan sekitar terutama untuk merawat ruang kelasnya sendiri guna ruang kelas dapat digunakan dengan baik sesuai dengan fungsinya.
Readmore »»

Ruang Kelas MI yang belum Tersedia dengan Baik di lingkungan Politeknik Negeri Bali

Setelah melihat pembahasan teori di atas kami mengambil topik PDCA dengan judul “Ruang kelas MI yang belum tersedia dengan baik”. Dalam sistem pembelajaran di sekolah ataupun universitas, selain guru atau pun para dosen, sarana dan prasarana seperti ruang kelas yang nyaman memiliki peranan terpenting dalam proses pendidikan. Mengapa demikian?? Karena dengan memiliki kelas yang tetap dan gedung yang asri, akan menimbulkan semangat belajar dari para mahasiswa itu sendiri, dan tentunya semakin cepat terwujudnya peningkatan prestasi para mahasiswa itu sendiri.
Seperti kita liat sekarang ini, dari jurusan dan program studi yang ada di Politeknik Negeri Bali, hanya jurusan elektro yang tidak memiliki gedung sendiri. Walaupun sepatutnya kita juga bersyukur karena gedung yang kita impikan sudah rampung namun tetap saja kita merasa khawatir, karena gedung yang baru belum 1 tahun berdiri sudah menampakkan kecacatan dimana-mana, dari ruang kelasnya yang bocor, temboknya yang retak, dan juga tempatnya yang kurang strategis. Di sini kami lebih menitik beratkan pada kelas yang ada saja, karena masalah gedung itu bukan wewenang kami yang berbicara. Maka dari itu kami akan coba membahas permasalahan ini dengan menggunakan metode PDCA.

Plan, artinya merencanakan. Kita harus menentukan masalah mutunya, dalam hal ini yaitu kurang tersedianya kelas bagi mahasiswa MI. Kemudian kita juga harus menentukan penyebabnya apa, apakah dari kurangnya biaya dalam perawatannya, bangku yang rusak, kelas yang kotor, coretan dimana-mana, AC yang tidak berfungsi, dll. Serta memulai untuk merancang perbaikan.

Do, lakukan rencana tersebut. Suatu rencana tidak akan membuahkan suatu hasil apapun, kecuali dilakukannya. Adapun kekurangannya segera di perbaiki, bukankah kita telah membayar uang gedung selama kuliah, mulai dari memperbaiki AC yang rusak, mengganti bangku dan kursi yang sudah rusak, dan mungkin mengecat tembok, karena kita liat tembok yang semula berwarna putih kini sudah menjadi cokelat. Apakah dengan menyewa jasa cleaning service yang lebih bermutu lagi. Demi terbentuknya proses pembelajaran yang baik.

Check, periksa hasil perbaikan yang telah dilakukan, kita harus ikut turun dalam merawatnya. Di sini semua aspek harus peduli dan menjaga benda-benda yang ada di dalam ruang kelas itu sendiri, bukan hanya mengandalkan jasa cleaning service yang ada. Untuk menilai sejauh mana telah melangkah, apa yang sudah di raih, apa ada yang tidak sesuai dengan rencana, atau apa rencana belum berhasil, impian masih juga belum terwujud? Maka dari itu, berevaluasi untuk menemukan solusinya.

Action, merupakan bentuk tindakan perbaikan dari hasil evaluasi terhadap proses pelaksanaan. Setelah kita mengevaluasinya dan mendapatkan solusinya, Kita perbaiki kesalahan kita bersama-sama, dan kita lanjutkan usaha kita tersebut. Jangan pernah putus asa, jangan pernah menyerah.


5 Why ...

Dalam kelompok GKM 13 “Bangkit”, yakni dengan permasalahan “Ruang Kelas SI yang belum tersedia dengan baik”, kami akan mengupasnya lebih jauh agar mendapatkan solusi yang tepat.

• Karena kami menitikberatkan pada kelas yang ada, maka kami mengangkat topik mengapa ruang kelas SI yang ada tidak terawat dengan baik. Setelah kami analisa sementara ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, yakni :
1. Ulah Mahasiswa.
2. Kurangnya CS.

Dengan metode 5 Why, kita mencoba mencari penyebabnya, kita ambil masing masing permasalahan dari tiap komponen yang menanyakan penyebabnya secara berturutan, kita mulai dari yang pertama.

1. Ulah Mahasiswa
Kenapa dengan ulah mahasiswa ?
Karena mungkin baru menjadi seorang mahasiswa
Kenapa karena mereka baru menjadi mahasiswa ?
Menyebabkan mereka bisa bertindak semaunya dengan acuh dengan fasilitas yang ad di kelas
Kenapa meraka bisa bertindak acuh demikian ?
Karena kebiasaan dari dulu
Kenapa karena kebiasaan dari dulu ?
Karena cara berpikir mereka sempit
Kenapa cara berpikir mereka sempit ?
Kurangnya budi pekerti dalam diri masing-masing mahasiswa

Solusi : Jadi budi pekerti sejak dini itu penting untuk membentengi diri dari sifat-sifat arogan dan tidak peduli dengan lingkungan terutama yang ada di kelas, selain itu perlu juga mengaktifkan kegiatan piket di kelas agar setidaknya ada kesadaran dari dalam diri mahasiswa untuk menjaga dan merawat kelasnya dengan baik.

2. Kurangnya CS (Cleaning Service)
Kenapa dengan jasa CS ?
Karena biasanya belum jam pulang sudah menyuruh mahasiswa pulang dan segera menutup kunci gedung.
Kenapa mereka demikian?
Karena terlalu terburu-buru bekerja mungkin agar cepat pulang.
Kenapa ?
Mengakibatkan mereka menyapu hanya sekedar saja
Kenapa mereka menyapu hanya sekedar saja ?
Berarti ketidak profesionalan dalam bekerja
Kenapa bekerja tidak profesional ?
Karena mungkin gaji yang diperoleh kurang

Solusi : Kenyamanan dalam bekerja dan ketidakprofesionalannya merupakan salah satu kekurangan yang ada. Maka itu mungkin diperlukan dialog lagi dengan mereka, dan meningkatkan gaji dan tunjangan buat mereka. Selain itu perlu juga dilakukan pengawasan untuk memantau mereka dalam bekerja.
Readmore »»